Senin, 13 Desember 2010

Warna Urine adalah Jendela Kesehatan Tubuh

Urine bisa mengungkapkan apa saja yang kita makan, berapa banyak air yang sudah diminum, dan penyakit apa yang sedang diderita. Urine ibarat jendela untuk melihat apa yang terjadi dalam tubuh.

Berbagai hal yang bersikulasi dalam tubuh, termasuk bakteri, jamur, protein, dan gula akan keluar lewat air seni atau urine, kata Tomas Griebling, MD, MPH, ahli urologi dari University of Kansas.

Fungsi utama urine adalah membawa zat-zat toksin keluar dari tubuh agar tidak menumpuk di tubuh dan berdampak buruk bagi kesehatan, papar Anthony Smith, MD, seorang ahli urologi.

Bila kita menemukan adanya perubahan warna atau bau yang tidak biasa dari urine, bisa jadi itu pertanda ada gangguan kesehatan.

Warna urine yang normal adalah kuning hingga kuning pucat. Warna kuning ini berasal dari pigmen warna yang disebut urochorme. Jika warna urine terlalu bening, bisa menjadi tanda bahwa Anda terlalu banyak minum air atau sedang mengkonsumsi obat diuretic (penyerap air yang membuat volume urine bertambah).

Warna urine juga bisa berubah-ubah sesuai dengan makanan yang kita asup. Misal, makan wortel bisa membuat warna urine menjadi agak oranye, begitu juga dengan makan obat-obatan bisa merubah warna urine.

Bila Anda melihat ada darah dan warna urine agak gelap, itu bisa menjadi tanda adanya infeksi, kata Smith kemudian. Anda harus waspada bila warna urine Anda seperti ini. Urine pada umumnya tidak punya bau yang kuat. Bila Anda mendapati bau yang tajam, bisa jadi Anda terkena infeksi atau batu ginjal yang sering menimbulkan bau ammonia. Adapun bau manis yang menguap dari urine bisa menjadi tanda penyakit diabetes.

Jadi perhatikan asupan makanan yang Anda makan dan perhatikan air seni yang Anda buang. Jika terdapat penyimpangan dari biasanya, bau yang terlalu kuat atau warna yang berbeda, sebaiknya konsultasikan ke dokter

Jumat, 03 Desember 2010

Awas, Baju Baru Bisa Bikin Sakit

Mungkin banyak di antara Anda yang terbiasa memakai baju baru tanpa mencucinya terlebih dahulu. Bahkan mungkin ada yang langsung melepas price tag dan memakainya di kamar pas, lantaran tak sabar bergaya dengan baju baru.

Mereka yang memiliki kebiasaan buruk semacam itu agaknya tak sadar dengan bahaya yang mengancam kesehatan tubuh. Mereka tak menyadari adanya beragam kuman dan bakteri yang menempel di baju baru.

Peneliti Departemen Microbiology and Immunology Universitas New York melakukan uji bakteri terhadap 14 potong baju karya desainer dan sejumlah produk fesyen yang dipajang di beberapa departemen store. Mulai dari atasan, celana, hingga pakaian dalam.

Hasilnya, mereka menemukan jejak partikel ragi, feses, bekas ludah, bakteri kulit, dan bakteri vagina melekat pada baju-baju tersebut. "Paling banyak ditemukan di daerah ketiak dan pangkal paha," kata Dr Phillip Tierno, yang memimpin penelitian itu, seperti dikutip dari Idiva.

Coba bayangkan ada berapa banyak orang yang mencoba pakaian itu sebelum Anda? Apalagi tidak semua dari mereka yang mencobanya menerapkan standar kebersihan seperti Anda. Kondisi pakaian yang terlalu lama dipajang atau disimpan juga menyuburkan pertumbuhan kuman dan bakteri yang melekat.

"Penelitian ini akan membuka mata kita dan membuat kita sadar bahwa pakaian baru menjadi sarang kuman dan bakteri yang bisa membuat kita sakit," kata pakar kesehatan kulit, Dr Apratim Goel.

Tak hanya pakaian, biasakan pula membersihkan berbagai produk baru seperti sepatu atau perhiasan sebelum mengenakannya. Jangan biarkan Anda sakit gara-gara tak sabar bergaya dengan barang baru